17, Feb 2025
Impak Iklim terhadap Pilihan Struktur Bangunan di Indonesia

Analisis Dampak Perubahan Iklim terhadap Struktur Bangunan di Indonesia

Perubahan iklim telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk struktur bangunan di Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) menunjukkan bahwa bangunan di daerah tropis memerlukan penyesuaian struktural untuk menghadapi dampak perubahan iklim seperti peningkatan suhu, perubahan pola curah hujan, dan naiknya permukaan laut.

"Perubahan iklim telah mendorong kita untuk memikirkan kembali desain dan struktur bangunan," ujar Profesor Yandi Andri Yatmo, seorang arsitek dari Universitas Indonesia. Dia menambahkan, "Kita tidak bisa lagi bangunan dengan pendekatan yang sama seperti puluhan tahun lalu."

Gedung-gedung tinggi menghadapi tantangan utama yakni peningkatan suhu. Sementara itu, bangunan di daerah pesisir menghadapi risiko banjir dan naiknya permukaan laut. Untuk rumah-rumah di daerah pegunungan, perubahan pola curah hujan menjadi dampak utamanya.

Mengadaptasi Desain dan Struktur Bangunan untuk Menyikapi Perubahan Iklim di Indonesia

Menyikapi perubahan iklim, para arsitek dan ahli konstruksi di Indonesia mulai mencari solusi. Salah satunya adalah menerapkan konsep bangunan hijau atau green building. "Bangunan hijau dirancang untuk mengurangi dampak lingkungan, termasuk efek perubahan iklim," kata Dr. Happy Santosa, peneliti tentang perubahan iklim dari Universitas Gadjah Mada.

Pada dasarnya, konsep green building mengutamakan efisiensi energi, penggunaan material ramah lingkungan, dan pemanfaatan sumber daya alam seperti sinar matahari dan angin untuk pencahayaan dan ventilasi. Selain itu, bangunan juga dirancang untuk bisa bertahan terhadap bencana alam seperti banjir dan gempa.

"Kita harus memikirkan bagaimana bangunan bisa beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang terus berubah," kata Profesor Yatmo. Ia menambahkan bahwa bangunan yang beradaptasi dengan perubahan iklim tidak hanya tentang struktur fisik, tetapi juga tentang bagaimana bangunan tersebut berinteraksi dengan penggunanya dan lingkungannya.

Namun, tantangan terbesar dalam menerapkan bangunan hijau di Indonesia adalah biaya. Meski demikian, peneliti ITB, Dr. Ery Suhartanto, meyakini bahwa investasi di awal akan memberikan manfaat jangka panjang, baik dari aspek ekonomi maupun lingkungan.

Dalam mewujudkan keberlanjutan, memahami dan merespons dampak perubahan iklim pada struktur bangunan adalah langkah awal yang penting. Langkah selanjutnya adalah mencari cara yang paling efektif untuk mengadaptasi dan merespon perubahan tersebut melalui desain dan struktur bangunan yang berkelanjutan.